Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
perguruan tinggi negeri atau swasta antara lain :
1.
Reputasi
Kalau
saya harus memilih salah satu PTS tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya,
pertimbangan utama yang paling gampang saya gunakan adalah reputasi PTS
tersebut. Reputasi di sini berarti PTS yang bersangkutan secara umum dikenal
sebagai PTS yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan
fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Bahkan ada lulusan PTS yang menjadi rebutan perusahaan-perusahaan pemakainya. Apakah
tidak mungkin salah jika memilih PTS ini? Harus kita ingat, reputasi tidak
datang dalam sekejap. Reputasi ini biasanya dibangun dengan kerja keras dan
melalui proses yang panjang. Bisa saya katakan bahwa Anda berada on the safe
side jika memilih salah satu dari PTS-PTS ini. Bukan berarti lalu Anda berhenti
di sini saja. Masih ada hal-hal lain yang harus Anda cermati.
2.
Status Akreditasi
Status
akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh PTS
untuk mengiklankan dirinya. Tidak terlalu salah memang, karena hal itu menunjukkan
kualitas / kemampuan PTS dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini
didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk
itu, termasuk fasilitas pendidikan, nisbah dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum
pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami
dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak PTS yang menyadari dan
memanfaatkan ketidaktahuan tersebut. Yang terutama adalah: status akreditasi
diberikan kepada program studi di suatu PTS dan bukan kepada PTS yang
bersangkutan. Jadi sebetulnya tidak ada istilah PTS yang disamakan. Yang benar
adalah (satu atau lebih) program studi di PTS tersebut statusnya disamakan.
Mungkin saja PTS tadi memiliki 3 program studi (misalnya A, B, dan C), masing-masing
dengan jenjang S1 dan D3. Kalau program studi A jenjang D3 saja (satu dari
enam) yang memperoleh status disamakan, apakah tepat kalau PTS tersebut
mengatakan statusnya disamakan? Yang perlu Anda ketahui juga, status akreditasi
ini menentukan kemandirian suatu program studi dalam melaksanakan proses
belajar mengajar, misalnya ujian negara atau penerbitan ijazah. Suatu program
studi (sekali lagi bukan PTS) yang sudah dinyatakan terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berhak untuk menyelenggarakan
sendiri semua kegiatannya. Artinya Anda tidak lagi harus mengikuti ujian negara
yang dilaksanakan oleh Kopertis, dan ijazah yang Anda terima cukup disahkan
oleh PTS tempat Anda kuliah.
3.
Jalur dan Jenjang Pendidikan
Berapa
lama Anda mau menghabiskan waktu di bangku kuliah? Secepatnya? Berapa cepat?
Selain ditentukan oleh kemampuan Anda, hal ini juga tergantung dari
jalur/jenjang pendidikan yang Anda ambil. Pendidikan tinggi di Indonesia
mengenal dua jalur pendidikan, yaitu jalur akademik (jenjang sarjana) dan jalur
profesional (jenjang diploma). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu
pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada penerapan keahlian
tertentu. (Untuk lebih lengkapnya silakan lihat Struktur Pendidikan Tinggi). Dalam
kaitannya dengan waktu, jenjang sarjana membutuhkan waktu lebih lama (minimal 8
semester) dibandingkan dengan jenjang diploma (2 semester untuk D1 – 6 semester
untuk D3). Hal ini tentu sangat berpengaruh pada biaya yang harus Anda
sediakan. Banyak orang, yang karena keterbatasannya, lebih memilih jenjang
diploma dengan harapan cepat lulus dan mendapat pekerjaan.Perlu Anda ketahui,
jenjang diploma dirancang sebagai jenjang terminal. Artinya, lulusannya
dipersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja, bukan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (walaupun sekarang ada yang disebut
program lintas jalur, dari diploma ke sarjana). Ini berbeda dengan jenjang
sarjana, yang membuka kesempatan lulusannya untuk terus mengembangkan ilmunya. Hal
lain yang harus Anda perhatikan adalah tingkat persaingan di pasar kerja. Kalau
banyak tenaga sarjana yang tersedia, perusahaan akan lebih memprioritaskannya
dibandingkan lulusan diploma.
4.
Gelar dan Sebutan
Sesudah
Anda lulus, Anda akan mendapat ijazah dan salah satu dari ini: gelar akademis
atau sebutan profesional. Yang pertama Anda tentu tahu, Sarjana Ekonomi (SE),
Sarjana Hukum (SH), dan gelar lainnya. Gelar akademis ini diberikan kepada
mereka yang menyelesaikan pendidikan melalui jalur akademik (jenjang sarjana).
Lalu
bagaimana kalau kita menyelesaikan pendidikan jalur profesional (jenjang
diploma)? Bukan gelar akademis (Sarjana Muda, misalnya) yang kita dapatkan,
melainkan sebutan profesional seperti Ahli Madya Komputer (AMd Komp). Sebutan
ini mungkin belum terlalu memasyarakat, dan kadang-kadang dianggap kurang
bergengsi. Banyak yang masih menggunakan (dan lebih menyukai) istilah
D3-Komputer. Anda yang menentukan, gelar atau sebutan yang ingin Anda tambahkan
di belakang nama Anda.
5.
Fasilitas Pendidikan
Gedung
megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar
mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu yang dimaksud dengan fasilitas
pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan
lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan mahasiswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan
keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi
untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan
pada ketrampilan.
Sekali
lagi, jangan hanya tampilan fisik yang Anda perhatikan. Boleh saja PTS memasang
foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak
ada salahnya Anda coba menanyakan, kapan mahasiswa berkesempatan untuk
menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. Jangan-jangan hanya satu-dua kali per
semester, atau hanya untuk mahasiswa tingkat akhir saja. Perhitungkan juga
jumlah mahasiswa yang harus menggunakan fasilitas tersebut.
6.
Kualitas dan Kuantitas Dosen
Perkembangan
suatu PTS paling gampang dilihat dari jumlah mahasiswanya yang (selalu)
bertambah. Ini sangat penting bagi PTS, karena mahasiswa adalah sumber utama
(seringkali satu-satunya) pendapatan PTS. Dari merekalah PTS mencukupi
kebutuhannya untuk membiayai operasional pendidikan, membangun gedung, menambah
fasilitas pendidikan, termasuk membayar gaji dosen dan karyawannya. Oleh karena
itulah ada kecenderungan PTS untuk menggali sebanyak mungkin potensi ini, baik
secara kualitas (memperbesar uang gedung dan uang kuliah) maupun kuantitas
(menerima sebanyak mungkin mahasiswa).
No comments:
Post a Comment
ANDA ADALAH PENGUASA DIRI ANDA